Kisah Seks Selingkuh Dengan Ibu Mertua Tujuh TahunSilam Part 4. Saat ayam berkokok dan jam menunjukan pukul 3:30 kami menyudahi
pertarungan yang begitu nikmat, lalu Ibu mertuaku dengan santai berjalan keluar
dari kamar kami sambil berkata, “Mas P terima kasih!”. ***** Yah.. itulah awal
hubungan sexku dengan Ibu mertuaku, walaupun ada rasa sesal namun rasa sesal
itu lenyap tertelan nikmat yang kudapat, dan akupun jadi tahu bahwa wanita
seusia Ibu mertuaku sangat nikmat untuk di setubuhi. Nanti akan aku ceritakan
kembali kisah persetubuhanku dengan mertuaku selama aku liburan di desa KG.
Pagi Harinya, saat aku terbangun waktu sudah menunjukan pukul 10:15, kulihat disampingku. Istri dan anakku sudah tidak ada lagi Ahh.. akupun termenung mengingat kejadian semalam, aku masih tidak menyangka Ibu mertuaku orang yang sangat aku hormati dan sangat aku kagumi kecantikannya dengan suka rela menyerahkan tubuhnya kepadaku. Malahan ibu mertuaku juga yang memulai awal perselingkuhan kami. “Selamat pagi Ma” sapaku saat kulihat di dapur, istriku sedang membuatkan kopi untukku “Kok sepi pada kemana mah?” “Kamu sih bangunnya kesiangan Bapak pergi ke W, Ibu pergi ke pasar sama PU”. Kupandangi wajah istriku, tiba-tiba saja terlintas bayangan wajah Ibu mertuaku akupun jadi terangsang karena peristiwa semalam masih membekas dalam ingatanku. “Ihh.. apa - apaan sih Mas jangan disini dong Mas..”, protes istriku saat kutarik lengannya langsung kupeluk dan kulumat bibirnya. “Mas.. malu.. ahh, nanti kalau Ibu datang bagaimana?” Aku yang sudah benar benar terbakar birahi sudah tidak perduli lagi akan protes istriku, kuremas teteknya, ku lumat bibirnya, yang aku bayangkan saat itu adalah Ibu mertuaku. Kubalik tubuh istriku dalam posisi agak membungkuk, kusingkap ke atas dasternya kuturunkan celana dalamnya dan “Uhh Mas pelan pelan dong” Aku tak perduli, kuturunkan celanaku sebatas lutut langsung kuarahkan burungku yang sudah tegak berdiri kelobang memek istriku. “Mass.. pelan pelan.. dong.. sakit.. Mas” Semakin istriku berteriak, gairahkupun semakin meninggi aku terus memaksa memasukan kontolku ke lubang memek istriku yang belum basah benar. “Ahh..”, jeritku, saat burungku amblas tertelan memek istriku.
Entahlah saat itu aku merasakan gairahku begitu
tinggi langsung ku kugoyang maju mundur pantatku “Ahh nikmat I”, kugoyang dengan
keras keluar masuk kontolku “Mas.. enak mass” terus kugoyang maju mundur, mungkin
karena terlalu bernafsu baru beberapa menit saja rasanya ejakulasiku sudah
semakin dekat denyutan di kontolku semakin membuat aku mempercepat kocokan
kontolku di lubang memek istriku. “I.. aku mau keluarr nihh” “Tahann mass, jangan dulu tahan sayang”,
pinta istriku. Namun, semua permintaan istriku itu sia-sia, aku sudah tidak
sanggup lagi menahan bobolnya benteng pertahananku, sedetik kemudian aahh,
seluruh syaraf tubuhku menegang dan cret.. cret.. crett.. uhh.. aku menjerit
tertahan sambil dengan erat kupeluk tubuh istriku dari belakang. Kulihat, raut
wajah kekecewaan diwajah I istriku, “Maaf.. ya.. sayang aku sudah ngak tahan
aku terlalu bernafsu, habis kamu sexy sekali hari ini”, rayuku. “Ndak apa-apa
Mass”, kukecup keningnya. “Kamu aneh deh Mas? ngak biasanya kamu kasar kayak
tadi?”, tanya istriku sambil berlalu menuju kamar mandi. Kasihan istriku padahal
saat bersetubuh dengannya aku membayangkan yang sedang kusetubuhi adalah ibu
mertuaku.
Saat siang menjelang setalah makan siang istriku
dijemput oleh teman-teman genknya waktu di SMA dulu, Rupanya istriku sudah
janjian untuk bertemu dengan teman -teman sekolahnya dulu, kebetulan salah satu
sahabat karib istriku yang sekarang ini tinggal di L, saat ini sedang pulang
kampung juga “Pada mau kemana nih?” Tanyaku “Mumpung kita lapi pada kumpul nih
Mas, kita mau jalan- jalan aja Mas. Ya.. Paling-paling ke kota S makan Soto
gading”, Jawab mereka. Setelah berbasa basi, mereka pamit padaku dan ibu
mertuaku. “Da.. da PU jagain mamah ya..”, kukecup anakku. “Bu aku pergi dulu
ya”, pamit istriku. “Mas aku jalan jalan dulu yahh, bye Mas” Saat aku masuk kedalam
rumah aku lihat Ibu mertuaku sedang mengunci pintu gerbang. “Kok digembok bu?
“Biar aman”, katanya, sambil berjalan dan masuk ledalam rumah, dan klik.. Pintu
rumah pun di kunci oleh Ibu mertuaku. Aku dan Ibu Mertuaku saling berpandangan
seperti sepasang kekasih yang lama sekali tidak berjumpa dan saling merindukan
entah siapa yang memulai aku dan Ibu mertuaku sudah saling berpelukan dengan
mesranya, Kukecup keningnya, dan kuremas remas bongkahan pantatnya. “Mas P,
Saat-saat seperti inilah yang paling ibu tunggu-tunggu” kupandangi wajah ibu
mertuaku, Sunguh cantik sekali, kucecup kening mertuaku, kulumat bibirnya, kami
berciuman dengan buasnya, saling sedot, saling hisap, kuangkat dan kulepas
daster yang dipakai ibu mertuaku. Bersambung.
By : A.S
Tidak ada komentar:
Posting Komentar